Jumat, 24 September 2010

pencemaran lingkungan

Pencemaran Lingkungan
Motivasi

Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya. 
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.

Sumber Pencemar

Pencemar datang dari berbagai sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan berbagai cara. Pencemar udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industi, dan pembakaran sampah. Pencemar udara dapat pula berasal dari aktivitas gunung berapi.
Pencemaran sungai dan air tanah terutama dari kegiatan domestik, industri, dan pertanian. Limbah cair domestik terutama berupa BOD, COD, dan zat organik. Limbah cair industri menghasilkan BOD, COD, zat organik, dan berbagai pencemar beracun. Limbah cair dari kegiatan pertanian terutama berupa nitrat dan fosfa
Proses Pencemaran
Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran. 
Pencemar ada yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit kronis). Sebenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery), namun alam memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemar akan berada di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material, hewan, tumbuhan dan ekosistem.
Langkah Penyelesaian
Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle). 
Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent, Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green chemistry merupakan segala produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya. 
Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak antara satu negara dengan negara lain.

tanggung jawab sosial manajemen pada sebuah perusahaan

PENDAHULUAN
Masalah yang akan dibahas di sini dalam literatur etika bisnis di Amerika Serikat dikenal sebagai corporate social responsibility atau social responsibility of corporations. Corporation atau korporasi, sebagaimana sudah dipakai dalam bahasa Indonesia, langsung dimengerti sebagai perusahaan, khususnya perusahaan besar. Tetapi sebenarnya artinya adalah lebih luas, yakni badan hu-kum. “Korporasi” berasal dari bahasa Latin (corpus/corpora = badan) dan se-betulnya berarti “yang dijadikan suatu badan” (bandingkan: incorporated). Jika kita menelusuri perkembangan istilah ini, pada mulanya “korporasi” justru tidak menunjukkan organisasi yang mencari untung. Istilah yang berasal dari hukum Kekaisaran Roma ini, pada zaman pra-modern di Eropa masih secara eksklusif dipakai untuk menunjukkan badan hukum yang didirikan demi kepenungan umum. Hal yang sama pada mulanya berlaku juga di Amerika Serikat.(1) Bahwa kini korporasi secara spontan dimengerti sebagai perusahaan, merupakan salah saru di antara sekian banyak bukti lain yang menunjukkan betapa pentingnya peranan bisnis dalam masyarakat kita.

PEMBAHASAN
1.Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial perusahaan memfokuskan pada apa yang dilakukan organisasi yang mempengaruhi masyarakat di tempat organisasi berada. Sedangkan etika adalah seperangkat prinsip-prinsip moral / nilai-nilai yang menegaskan benar dan salah bagi seseorang/suatu kelompok. Perilaku etis mengikuti prinsip benar dan salah yang dapat diterima.
1.Tanggung jawab legal dan tanggung jawab moral perusahaan
Perusahaan mempunyai tanggung jawab legal, karena sebagaibadan hukum ia memiliki status legal. Karena merupakan badan hukum, perusahaan mempunyai banyak hak dan kewajiban legal yang dimiliki juga oleh manusia perorangan dewasa, seperti menuntut di pengadilan, dituntut di pengadilan, mempunyai milik mengadakan kontrak, dan lain-lain; Seperti subyek hukum yang biasa (manusia perorangan), perusahaan pun harus menaati peraturan hukum dan harus memenuhi hukumannya, bila terjadi pelanggaran.
1.Pandangan Milton Friedman tentang tanggung jawab sosial perusahaaan.
Yang dimaksudkan disini dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyarakat. Tanggung jawab moral perusahaan tentu bisa diarahkan kepada dirinya sendiri, kepada para karyawan, kepada perusahaan lain, dan seterusnya. Jika Kita berbicara tentang tanggung jawab sosial, yang disoroti adalah tanggung jawab moral terhadap masyarakat di mana perusahaan menjalaakan kegiatannya, entah masyarakat dalam arti sempit seperti lingkungan di sekitar sebuah pabrik atau masyarakat luas.
1.Apakah Tanggung Jawab Sosial Itu?
Tangung jawab sosial adalah kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan, mengambil keputusan dan melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada masyarakat.
Yang perlu diperhatikan dalam Tanggung jawab sosial adalah :
1.Kepada siapa organisasi bertanggung jawab sosial
2.Untuk apa organisasi bertanggung jawab sosial
3.Bagaimana organisasi dapat memilih untuk menanggapi tuntutan masyarakat akan tanggung jawab sosial.
4.Apakah tanggung jawab sosial akan meruhikan atau membantu kinerja ekonomi suatu organisasi.
1.Kepada Siapa Organisasi Bertanggung Jawab Sosial
Terdapat dua pandangan tentang kepada siapa organisasi bertaggung jawab sosial; model pemegang saham dan model pihak yang berkepentingan. Pandangan ini disebut model pemegang saham, menyebutkan bahwa satu-satunya tanggung jawab sosial yang dimiliki dunia usaha adalah memaksimalkan keuntungannya. Dengan memaksimalkan keuntungan, perusahaan memaksimalkan kekayaan dan kepuasan pemegang saham.
Model pihak yang berkepentingan, tanggung jawab sosial manajemen yang terpenting adalah kelangsungan hidup jangka panjang (bukan hanya memaksimalkan laba), yang dicapai dengan cara memuaskan keinginan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (bukan hanya pemegang saham). Pihak yang berkepentingan adalah orang atau kelompok dengan kepentingan yang sah dalam perusahaan. Karena pihak berkepentingan memiliki minat dan dipengaruhi oleh tingakan organisasi, maka mereka memiliki suatu “taruhan” dalam tindakan tersebut. Akibatnya kelompok yang berkepentingan akan mencoba untuk mempengaruhi perusahaan agar bertindak menurut keinginan mereka.
Beberapa stakeholder lebih penting dari yang lainnya bagi kelangsungan hidup perusahaan. Stakeholder primer adalah kelompok-kelompok seperti pemefang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah dan masyarakat sekitar, dimana organisasi bergantung untuk kelanjutan hidup jangka panjang.
Model Stakeholder dari Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Stakeholder sekunder adalah media dan kelompok khusus yang berkepentingan, yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan.
1.Untuk Apa Organisasi Bertanggung jawab Sosial
Jika organisasi harus bertanggung jawab sosial kepada staker holder, maka apakah mereka bertanggung jawab sosial?
1.Tanggung jawab ekonomi
Harapan bahwa perusahaan akan menghasilkan keuntungan dengan memproduksi barang atau jasa yang bernilai.
1.Tanggung Jawab hukum
Harapan bahwa perusahaan akan mematuhi hukum dan peraturan masyarakat.
Misalnya, dibawah Undang-undang Udara Bersih 1990, aroma roti yang baru dipanggang sekarang tidak diperbolehkan. Sebenarnya bukan aromanya yang tidak diizinkan. Tetapi gas etanol yang disebarkan ketika roti sedang dipanggang. Etanol sendiri tidak beracunm namun menyebabkan polusi karena gas etanol mendorong terbentuknya senyawan atmosfir ozone yang berbahaya.
Tanggung Jawab Sosial Keseluruhan
1.Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab etika adalah harapan masyarakat bahwa organisasi tidak akan melanggar prinsip-prinsip benar dan salah yang telah diterima ketika menjalankan usaha.
1.Tanggung Jawab Kebijaksanaan
Tanggung jawab kebijaksanaan membahas peran sosial yang dimainkan perusahaan dalam masyarakat diluar dari tanggung jawab ekonomi, hukum dan etika.
Tanggung jawab kebijaksanaan adalah kesukarelaan. Perusahaan tidak dipandang tidak etis walaupun tidak melakukannya. Namun sekarang, stakeholder mengharapkan perusahaan dapat berbuat lebih banyak lagi untuk memenuhi tanggung jawab kebijaksanaannya.
1.Tanggapan atas Tuntutan akan Tanggung Jawab Sosial
1.Kepekaan Sosial
Strategi yang dipilih oleh perusahaan untuk menanggapi harapan stakeholder dalam hak ekonomi, hukum, etika atau kebijaksanaan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial.
1.Strategi Reaktif
Strategi kepekaan sosial dimana perusahaan memilih untuk berbuat kurang dari apa yang diharapkan masyarakat dan mengabaikan tanggung jawab atas masalah.
1.Strategi Defisit
Strategi kepekaan sosial dimana perusahaan memilih untuk mengakui tanggung jawabnya atas suatu masalah tetapi melakukan usaha terkecil untuk memenuhi harapan masyarakat.
1.Strategi Akomodatif
Strategi Kepekaan Sosial dimana perusahaan memilih untuk menerima tanggung jawab atas masalah dan melakukan semua yang diharapkan masyarakat untuk memecahkan persoalan
1.Strategi Proaktif
Strategi kepekaan sosial dimana perusahaan akan mengantisipasi tanggung jawab atas masalah sebelum terjadinya dan akan berusaha lebih dari apa yang diharapkan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan.
Kepekaan Sosial
1.Tanggung Jawab Sosial dan Kinerja Ekonomi
Bisnis selalu memiliki dua tanggung jawab ini: tanggung jawab ekonomis dan tanggung jawab sosial. Tetapi langsung perlu dicatat bagwa hal itu hanya berlaku untuk sektor swasta. Dalam perusahaan negara atau Badan Usaha Milij Begara (BUMN) dua macam tanggung jawab ini tidak dapat dipisahkan. Sering terjadi, sebuah perusahaan negara merugi bertahun-tahun lamanya, tetapi kegiatannya dibiarkan berlangsung terus, karena suatu alasan non-ekonomis, misalnya karena perusahaan itu dinilai penting untuk kesempatan kerja di suatu daerah. Di banyak negara, perusahaan transportasi kereta api mengalami kerugian, secara menyeluruh atau di trayek-trayek tertentu, tetapi hal itu tidak menjadi alasan untuk menutup perusahaan itu. Pertimbangan di belakangnya adalah kepentingan umum. Adanya transportasi kereta api dianggap begitu penting untuk masyarakat umum, sehingga jasa ini harus tersedia terus, walaupun dari segi ekonomis tidak menguntungkan. Kalau perusahaan negara defisit terus, tidak perlu ia bangkrut, karena selalu ada kas negara untuk membantu. Pemerintah dapat mengambil keputusan untuk melengkapi defisit dari kas negara, karena dianggap perlu demi kepentingan masyatakat luas.
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawabnya terhadap masyarakat diluar tanggung jawab ekonomis. Kita memaksudkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi suatu tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan untung atau rugi ekonomis. Hal itu bisa terjadi dengan dua cara: positif atau negatif.
1.Secara positif, perusahaan bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa kepentingan ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat atau salah satu kelompok di dalamnya.
Contohnya adalah menyelenggarakan pelatihan ketrampilan uhtuk penganggur atau mendirikan panti asuhan untuk anak-anak yatim piatu. Jika perusahaan melibatkan diri dalam kegiatan serupa itu, ia hanya mengeluarkan dana dan tidak mendapat sesuatu kembali. Tujuannya semata-mata sosial dan sama sekali tidak ada maksud ekonomis.
1.Secara negatif, perusahaan bisa menahan diri untuk tidak melakiikan kegiatan-kegiatan tertentu, yang sebenarnya menguntungkan dari segi bisnis, tetapi akan merugikan masyarakat atau sebagian masyarakat. Kegiatan-kegiatan itu bisa membawa keuntungan ekonomis, tapi perusahaan mempunyai alasan untuk tidak melakukannya.
Misalnya, membuang limbah industri itu di tempat lain akan meminta biaya transportasi yang besar. Membangun instalasi pengolah limbah hingga menjadi cairan yang tidak berbahaya, akan meminta biaya lebih besar lagi. Dari segi ekonmis jalan keluar yang paling efektif adalah membuang limbah ke dalam sungai. Setiap cara lain akan memberatkan pengeluaran bagi perusahaan, sehingga mengurangi keuntungan. Hanya saja, membuang limbah dalam sungai akan merugikan banyak pihak lain. Masyarakat disekitar pabrik tidak lagi bisa memanfaatkan air sungai untuk keperluan rumah tangga, seperti mandi atau cuci pakaian. Para petani tidak lagi bisa memakai air untuk irigasi sawah. Ikan dalam sungai akan mati semua dan seluruh ekosistemnya terganggu. Untuk pabrik kertas itu membuang limbah dalam sungai adalah cara kerja yang paling ekonomis, tetapi sungai itu bukanlah milik perusahaan saja. Banyak pihak lain terkena karena ulah pabrik kertas itu.

PENUTUP
Etika dan tanggung jawab social merupakan topik hangat bagi para manajer. Bidang perilaku etika menyinggung nilai-nilai benar dan salah. Keputusan etika dan perilaku biasanya dibimbing oleh sebuah system nilai. Empat pendekatan berdasarkan nilai yang berfungsi sebagai kriteria bagi pembuatan keputusan etika adalah manfaat, individualism, hak moral dan keadilan. Bagi seorang manajer individu, kemampuan untuk pilihan etis yang benar akan tergantung pada karakteristik individu dan organisasi. Suatu karakteristik individu yang penting adalah tingkat penyeimbangan moral. Budaya perusahaan adalah karakteristik organisasi yang mempengaruhi perilaku etika.


sumber :
Williams, Chuck.2001 , Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius

evolusi teori manajemen


SEJARAH PEMIKIRAN TENTANG MANAJEMEN

Pembahasan dan pemahaman perkembangan teori-teori manajemen sangat diperlukan guna memberikan landasan dalam pemahaman perkembangan teori manajemen selanjutnya. Setiap pandangan dalam teori manajemen akan membantu manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam organisasi yang terus mengalami perubahan. Tiga pandangan utama tentang manajemen dapat dikelompokkan berdasarkan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :



  • Pendekatan Klasik (The Classical Approaches), yang dikenal sebagai aliran manajemen ilmiah (scientific management) dan teori organisasi klasik/prinsip-prinsip administratif (administrative principles) serta organisasi birokrasi (bureaucratic organization) yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan prinsip-prinsip universal untuk berbagai situasi manajemen.



  • Pendekatan Sumber Daya Manusia (The Human Resources Approaches), yang dikenal juga sebagai aliran perilaku, yaitu pendekatan pada studi manajemen tentang kebutuhan manusia, kerja kelompok serta peranan faktor-faktor sosial di tempat kerja.



  • Pendekatan Kuantitatif atau pendekatan Ilmu Manajemen. (The Quantitative or Management Science Approaches) yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan menggunakan teknik-teknik matematis dalam memecahkan masalah.



  • Pendekatan Modern (Modern Approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan pandangan sistem dan pemikiran kontingensi berdasarkan komitmen terhadap mutu dan kinerja yang tinggi.
      Pendekatan Manajemen Klasik

Aliran Klasik, terdiri dari :

  1. Manajemen Ilmiah.
Tokoh utama aliran ini adalah Frederick Winslow Taylor yang menulis buku “Scientific Management”. Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen dan mengembangkan teknik-teknik untuk mencapai efisiensi.

Empat prinsip dasar manjemen ilmiah, yaitu :

  1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen, agar metode yang paling baik
    untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.

  2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas suatu tugas sesuai dengan kemampuannya.

  3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah karyawan.

  4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan karyawan.

Teknik-teknik pencapaian efisiensi yang dikembangkan untuk melaksanakan prinsip prinsip tersebut adalah studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem upah perpotong differensial, kartu intruksi, pembelian dengan spesifikasi dan standardisasi pekerjaan, peralatan dan tenaga kerja.


  1. Prinsip-Prinsip Administratif (Teori Organisasi Klasik).
Tokoh utama aliran ini adalah Henry Fayol, industrialis Perancis yang menulis buku “Administration Industriele et Generale”. mengemukakan lima unsur manajemen POACC (fungsionalisme Fayol).
Fayol membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yang saling bergantung, yaitu :

  1. Teknik, produksi dan manufakturing produk.

  2. Komersial, pembelian bahan baku dan penjualan produk.

  3. Keuangan, perolehan dan penggunaan modal.

  4. Keamanan, melindungi para karyawan dan kekayaan perusahaan.

  5. Akuntansi, pelaporan dan pencatatan keuangan.

  6. Manajerial, penerapan fungsi POACC.
Empat belas prinsip manajemen Fayol yaitu :

  1. Pembagian kerja, spesialisasi meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.

  2. Wewenang, hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.

  3. Disiplin, respek dan ketaatan pada peranan dan tujuan organisasi.

  4. Kesatuan perintah, setiap karyawan hanya menerima intruksi tentang kegiatan tertentu dari seorang atasan.

  5. Kesatuan pengarahan, operasi-operasi organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.

  6. Meletakan kepentingan perorangan di bawah kepentingan umum.

  7. Balas jasa, kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil bagi karyawan dan pemilik.

  8. Sentralisasi, ada keseimbangan yang tepat antara sentralisasi (pengambilan keputusan terspusat) dan desentralisasi (memberikan peranan dalam pembuatan keputusan kepada karyawan).

  9. Rantai skalar, garis perintah dan wewenang yang jelas.

  10. Order, kebutuhan sumber daya harus ada pada waktu dan tempat yang tepat.

  11. Keadilan, harus ada persamaan perlakuan dalam organisasi.

  12. Kestabilan staff, tingkat perputaran karyawan yang tinggi tidak baik untuk perkembangan perusahaan.

  13. Inisiatif, adanya kebebasan karyawan menjalankan pekerjaan sesuai rencana.

  14. Semangat korps, kesatuan adalah kekuatan, menekankan mendorong komunikasi lisan bila memungkinkan.

Mary Parker Follet memberikan pandangan terhadap prinsip-prinsip administratif dalam bukunya “Dynamic Administration: The Collected Papers of Mary Parker Follet” sebagai berikut:

  • Tugas manajer adalah membantu karyawan untuk saling bekerja sama mencapai kepentingan-kepentingan yang terintegrasi.

  • Rasa memiliki terhadap perusahaan menciptakan rasa tanggung jawab kolektif.

  • Permasalahan dalam bisnis melibatkan banyak faktor yang harus dipertimbangkan berkaitan dengan hubungan antar faktor

  • Pemberian pelayanan dan keuntungan perusahaan harus dikaitkan dengan kesejahteraan masyarakat.


  1. Teori organisasi birokratis yang dikemukakan Max Weber menyatakan tentang konsep birokrasi yaitu: sebuah bentuk organisasi yang ideal dengan tujuan yang rasional serta sangat efisien yang didasarkan atas prinsip-prinsip yang masuk akal, teratur serta wewenang formal.

Beberapa karakteristik konsep birokrasi Weber, yaitu :

  1. Pembagian tugas yang jelas, pekerjaan ditentukan secara jelas menjadikan karyawan lebih terampil terhadap pekerjaan itu.

  2. Hirarki wewenang yang jelas, posisi wewenang dan tanggung jawab ditentukan dengan jelas, setiap posisi melaporkan pada posisi lain yang lebih tinggi.

  3. Aturan dan prosedur formal, petunjuk tertulis yang mengatur setiap perilaku dan keputusan dibuat secara formal.

  4. Impersonal, aturan dan prosedur diterapkan secara menyeluruh, tidak ada yang mendapat perlakuan khusus.

  5. Jenjang karier didasarkan atas kualitas, karyawan dipilih dan dipromosikan berdasarkan kemampuan dan kinerja, manajer harus karyawan yang professional.
      Pendekatan Sumber Daya Manusia/Perilaku Manusia
Aliran ini muncul karena ketidakpuasan terhadap pendekatan klasik yang tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Aliran ini berusaha melengkapi dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
Tokoh yang terkenal adalah Elton Mayo, melalui percobaan yang dilakukan di pabrik Hawthorne terhadap kondisi kerja sekelompok karyawan, Mayo menemukan bahwa hubungan manusiawi diantara anggota terpilih maupun dengan peneliti (pengawas) lebih penting dalam menentukan produktivitas, perhatian khusus dari manajemen puncak mendorong peningkatan motivasi mereka, daripada perubahan variabel seperti upah, jam kerja atau periode istirahat. Penomena ini dikenal sebagai “Hawthorne Effect

Pandangan studi Hawthorne Effect memunculkan bidang studi perilaku organisasi yaitu studi tentang individu dan kelompok dalam organisasi diantaranya muncul teori kebutuhan manusia oleh Abraham Maslow.
Teori tersebut berdasarkan atas dua prinsip, pertama prinsip deficit, kebutuhan yang telah terpenuhi berhenti menjadi motivator dalam perilaku, kedua prinsip berurutan, kelima kebutuhan tersebut berurutan seperti suatu hirarki, suatu kebutuhan disetiap tingkatan akan muncul jika kebutuhan ditingkat yang lebih rendah sudah terpenuhi.

Douglas McGregor memberikan pandangan berdasarkan studi Hawthorne dan Maslow, yaitu teori X dan teoriY tentang sifat manusia ditempat kerja.

Teori X berasumsi bahwa karyawan :

  • Tidak suka bekerja

  • Tidak mempunyai ambisi

  • Tidak bertanggung jawab

  • Enggan untuk berubah

  • Lebih suka dipimpin daripada memimpin

Teori Y berasumsi bahwa karyawan :

  • Suka bekerja

  • Mampu mengendalikan diri

  • Menyukai tanggung jawab

  • Penuh imajinasi dan kreasi

  • Mampu mengarahkan diri sendiri.

Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X akan bersikap sangat mengatur dan berorientasi pada pengendalian. Sikap ini mendorong karyawan bersikap pasif, tergantung dan mempunyai rasa enggan.

Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat Y akan bersikap mendorong karyawan untuk berpartisipasi, bertanggung jawab dan merasa bebas dan kreatif dalam melakukan pekerjaan mereka.

Pendekatan Management Science
Aliran Kuantitatif (Management Science), merupakan ilmu manajemen yang berdasarkan teknik-teknik matematis untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, biasanya digunakan dalam kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia dan sebagainya.

Langkah-langkah management science yaitu :

  1. Perumusan masalah.

  2. Penyusunan suatu model matetamis.

  3. Mendapatkan penyelesaian dari model.

  4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.

  5. Penetapan pengawasan hasil-hasil.

  6. Pelaksanaan.

Pendekatan manajemen kuantitatif mencakup karakteristik sebagai berikut :

  • Konsentrasi pada pengambilan keputusan dan dampak akhir bagi tindakan manajemen.

  • Penggunaan criteria ekonomi dalam keputusan (biaya, pendapatan, deviden)

  • Penggunaan model matematis dengan hukum dan rumus yang canggih.

  • Penggunaan kompuer untuk mempercepat proses.

Pendekatan Manajemen Modern
Berkembangnya pendekatan dalam ilmu manajemen menunjukkan bahwa tidak ada satu teori yang dapat diterapkan secara universal dalm segala situasi. Perkembangan teori manajemen terus mengalami penyesuaian seiring tuntutan lingkungan organisasi yang berubah secara dinamis. Sehingga manajer dan organisasi harus menanggapi perbedaan-perbedaan tersebut melalui strategi manajerial memberi kesempatan terhadap perkembangan sejumlah bakat dan kemampuan anggota-anggota organisasi. Landasan utama pendekatan ini ini adalah manajemen sebagai system dan manajemen dengan pendekatan kontingensi.

  1. Pendekatan Sistem (system approach).
Pendekatan sistem dalam manajemen artinya memandang organisasi sebagai suatu satu kesatuan yang menyeluruh, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Pada dasarnya sistem merupakan sub sistem-sub sistem yang saling berhubungan dan saling bergantung.
Manajemen memandang sistem sebagai sistem tertutup dan sistem terbuka. Manajemen sistem tertutup mememusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal (kesatuan perintah, rentang kendali, wewenang dan delegasi) sedangkan sistem terbuka mempertimbangkan pengaruh lingkungan, tetapi secara fungsional tidak menghubungkannya dengan konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan ke pencapaian tujuan.


  1. Pendekatan Kontingensi (contingency approach).
Pendekatan ini memandang bahwa tugas manajer adalah mengidentifikasi teknik mana pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian tujuan manajemen.
Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen yang berbeda , karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi. Pendekatan ini memasukkan variabel-variabel lingkungan dalam analisanya, karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda pula.



sumber : google.com